Kart's

Daily Notes

Postingan sambil NYEDOT INGUS

Leave a Comment
Alpa dari ekskul DaVinci cuma buat maen ke Tiara sama temen-temen B7? Hmm. Diajakin, awalnya sih ragu. Tapi apa boleh buat? Lagian aku jarang banget seneng-seneng sama mereka (boong deng! jarang ke Tiara-nya maksud akuu.. hihihi). Aku kangen deh sama tangga ajaib (eskalator, red) yang bisa berjalan sendiri ke atas gitcuuu.. maunya sih duduk-duduk sambil ngebayangin lagi numpakin alatnya doraemon, tapi takut disangka kampungan sama Tuti. hadeuh!

mode: norak abis.


Ini depan StarBox. Ihiy!
Kami nyoba masang tampang model,
namun selalu dan selalu gagal. 

Eh maap ya Dinda, karenaku, kau terhujani.
 
Saat sampai di StoryLand... aku terkejut setengah mati ngeliat Doank yang dengan engap-engapan ngepump atau maenin Pump it Up atau biasa disebut PIU. Yak, PIU adalah sebuah permainan simulasi dance yang saat ini sedang banyak diminati oleh remaja di seluruh belahan dunia khususnya Indonesia. Game yang menguras banyak keringat ini hampir ada di setiap Game Center seperti Timezone, Gfun dll. Game ini terdiri dari beberapa tingkat kesulitan yaitu normal, hard, expert, freestyle dan nightmare (hanya Doank dan kawan-kawan yang tahu, aku tidak).

aku belom nemu foto si Oank yang lagi pake kaos item,
jadi ngubek-ngubek albumnya Icha yang sebulan lalu.
hehehe gapapa ya, Cha? Ayo, Icha! Lompat. Lompat.
Lompaaaaaaaaaaaatttttttt!!!!!!!!!

Mau nyrobot lompat-lompat di atas dance floor rasanya gak enak. Pengalaman mereka banyak aku sedikit nggak pernah, dan lagian mereka sudah mahir-mahir. Bikin minder buat nyoba. Hohoho.

 Warning!
Tuti dan kembarannya akan performing.
Silakan buat mas-mas dan mba-mba yang tidak berkepentingan
untuk mundur beberapa kilometer.
Buahaayaaaaaaaaaaa.........!!!!!

Santi dan Novi : "Aaaaaaaaaargh!! No kamera. No action!
Jangan diliat! jangan diliat!"
Oke, silakan buat mas-mas dan mba-mba yang tidak berkepentingan
untuk menutup kepala dengan seeng.

Aih, kebayang kalau saat itu aku bersikeras buat nyoba. Errr, mungkin bukannya terlihat seperti pumper, malah disangka vampir. -.-

Sumpah. Aku juga baru pertama kali LOHHHH nengokin foto box (iya nengokin, bukan berarti nyobain terus bayar sepuluh rebu, cuma nengokin terus kabur). Ehehehe.
Foto box itu.. pintunya pake tirai, terus di bagian depan itu tuh ada mesin-mesin pencetak foto yang tring... tring... ada cahayanya. Gah! Pokoknya keren. Keren, walaupun box-nya nggak lebih gede dari tempat karokean. Ini membuatku berpikir untuk menciptakan box seluas stadion Bung Karno.

Euw. Segini dulu deh. Ingusku udah semeter dan hampir jatuh ke lantai. Permisi. *SLEERPP*
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment

Pengen permen? Ngomen dulu, mamen!