Kart's

Daily Notes

Merekam Kenangan dengan Berpuisi

5 comments
Memang tidak pernah ada kata "sekarang" untuk mereka yang berjalan menuju hari depan, menuju angan-angan. Semua yang telah kita lewati hanyalah masa lalu. Tak seorang pun bisa kembali. Maka apa yang kita sebut kenangan jangan begitu saja ditinggalkan. Seberapa besar usahamu untuk tega melupakannya atau seberapa jauh kamu telah membawanya terbang menuju angan-angan? Ada satu cara untuk mengemasi kenangan berharga itu, ialah dengan menulis puisi. Saya rasa semua orang perlu merekam segala ingatannya tentang kenangan agar mereka tidak melulu memandang ke depan tapi juga ke belakang, menggamit masa-masa silam.
 
  Mengenang Biru
: JP

di kursi kayu, berdua
kita bercukupan
lalu bercakapan
tentang guru, buku
dan sekolah

aku melihat mainan lucu
tersangkut di matamu

jemari kecemasan
saling silang pada siang
memohon pelukan tangan
yang telah, atau enggan
atau tak pernah, atau tak akan
atau kita lupakan sebaiknya

di alunalun kecamatan
di tempat terakhir kita bertemu
matamu mengerling
ke sekeliling tubuhku
membarakan dan memberikan aku
sepucuk surat bergurat kelabu

isinya bukan kejutan
sajak lamaran, bukan apalagi
melainkan tagihan janji

janjiku padamu
yang kutitipkan di saku
seingatku
hanyalah dua katupan kutip
yang kutangkap
dari tingkap langit:

bisakah kauintip gambar apa
yang bertangkupan?

sekeping cinta, iya barangkali
seperti angan para jemari
seperti ingin masing-masing hati
tapi hatimu telah berhuni
seorang diri dara rupawan
sedang memburu birumu yang baru

kau tersikut lentik bulu matanya
menjadi titik gerimis yang jatuh
beranjak jauh meninggalkan biru
dari segala biru yang kaupunya dulu

biarkan aku mengawan
biar kau selalu datang

kupandangi kursi kayu
di barisan sebelah sana, berdua
kita bercukupan
lalu bercakapan
lalu berkecupan—hanya seolah
menentang guru, buku
dan sekolah

kau uap di kaca jendela
yang kusentuh meniada

aku rindu
sangat dan melulu

2011 - saat aku seharusnya menulis hal lain
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

5 comments:

  1. buat saya itu terlalu dalam mbak,
    gak ngerti maksud dan tujuannya,
    emang tamu? hehe..

    maklum, gak ngerti sastra..

    ReplyDelete
  2. aku nggak bs kasih koment kalo untuk puisi. kagak ngarti soalnyah :D

    cm mau kasih PR ni buat kafast
    http://bukuharianemon.blogspot.com/2011/11/kutukan-angka-11.html
    di kerjain yak :D

    ReplyDelete
  3. kunjungan sob ..
    salam sukses selalu ..:)

    ReplyDelete

Pengen permen? Ngomen dulu, mamen!